Teknik Marketing Soft Selling dan Hard Selling
Hard sell dan soft sell
merupakan istilah dunia marketing dan periklanan. Hard sell merujuk pada cara
berpromosi yang menyampaikan pesan marketing secara langsung. Contohnya adalah
iklan, baik di koran, majalah, televisi, internet, atau papan reklame yang ada
di pinggir-pinggir jalan. Khusus di bisnis internet yang menawarkan produk
informasi, hard sell biasa dilakukan lewat sales
letter.
Kebalikannya, soft sell berarti
cara promosi yang dilakukan secara halus atau tak menyampaikan promosi secara
langsung. Tujuan soft selling, meminjam perkataan Mas
Irwan, lebih menekankan tumbuhnya kepercayaan dan terjalinnya hubungan yang
nyaman dengan konsumen. Syukur-syukur jika kemudian bisa dialirkan menjadi
sebuah penjualan.
Dalam dunia nyata, penerapan
soft selling bisa diamati misalnya dalam acara Kick Andy. Di sana, setiap akhir
acara dibagikan buku kepada para penonton. Tanpa harus mengajak langsung agar
membeli buku tersebut, penonton sangat mungkin tergerak ingin tahu apa isi buku
tersebut. Kalau di internet, soft selling sangat tepat diterapkan di
blog.
Ada yang mengatakan kalau saat
ini teknik soft selling lebih ampuh dibanding hard selling. Alasannya karena
soft selling lebih bersifat persuasif sehingga lebih mudah untuk menyentuh
hati konsumen. Kalau menurut saya, keduanya efektif memerankan perannya
masing-masing.
Bisa dibayangkan kan kalau tak
ada iklan yang berisi pesan yang jelas. Target market bisa kebingungan
menangkap apa maksud promosinya. Sebaliknya kalau melulu menggunakan hard
selling, bisa jadi target market langsung kabur.
Kalau diamati hard selling dan
soft selling juga berbeda efeknya. Kalau hard sell, efeknya lebih bersifat
cepat atau secara vulgar istilahnya “take it or leave it!” Sedangkan soft
selling biasanya berlangsung lebih lama dan harus dijalankan secara terus
menerus. Begitu konsumen memiliki hubungan erat dengan anda, maka dia akan
menjadi konsumen potensial anda.
Karena itu, menurut saya yang
terbaik adalah mengkombinasikan teknik hard sell dan soft sell. Sebab, dilihat
dari sisi konsumen pun, sebagian konsumen lebih tertarik dengan pendekatan soft
selling. Sebagian lagi lewat hard selling. Atau bisa karena kedua pendekatan
ini. Contohnya, ini terjadi pada Pak Soelaiman
Wiria-Atmadja yang saya haturkan rasa hormat mendalam karena semangat
belajarnya yang luar biasa. (Kutipan kalimat di blog beliau “Never Too Late to
Get Yourself Improved!” mengajak kita untuk selalu ACTION.)
Jadi, memadukan teknik
marketing hard sell dan soft sell menurut saya adalah yang terbaik. Hard
sell di sales letter, dan soft sell di blog. Dari kedua teknik marketing ini,
kuncinya lagi adalah kenali
target market anda dan ketahui jalur komunikasi apa yang paling tepat untuk
setiap konsumen.
Mengenai teknik marketing ini,
bagaimana menurut anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar